Motivasi belajar berasal dari dua kata yaitu motivasi dan belajar. Kata ini saling mempengaruhi. Berikut pemaparan teori-teori pembentukan kata motivasi dan belajar sehingga mampu mempengaruhi kesuksesan siswa.
Mc. Donald mengatakan dalam buku Djamarah tahun 2008 halaman 148, motivasi merupakan sebuah perubahan bentuk energi pada pribadi seseorang dengan ditandai timbulnya afektif atau perasaan dan suatu reaksi untuk meraih tujuan. Perubahan energi pada setiap orang terlihat pada bentuk fisiknya. Apabila setiap orang memiliki tujuan pada aktivitasnya, maka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk meraihnya dengan berbagai upaya yang dapat ia kerjakan.
Woodworth dan Marques pada bukunya Sunarto tahun 2008, mereka mendefinisikan motivasi merupakan sebuah kesiapan yang menjadikan setiap individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mendapatkan beberapa tujuan tertentu. Pendapat ini sejalan dengan yang Chung dan Meggison dalam Suhaimin, mendefinisikan suatu motivasi sebagai perilaku yang mengarah pada sebuah sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkatan usaha yang dijalankan oleh seseorang dalam pencapaian sebuah tujuan. Motivasi biasanya berhubungan erat dengan kepuasan dalam pekerjaan.
Dimyati (tahun 2009 halaman 80) menyatakan bahwa terdapat 3 hal utama pada kata motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Dorongan merupakan suatu kekuatan mental saat menjalakan kegiatan untuk memenuhi tujuan yang sudah di rencanakan. Dorongan yang terfokus pada tujuan itu adalah inti dari motivasi. Kata “tujuan” merupakan suatu hal diinginkan oleh seorang individu. Penjelasan Biggs dan Teller pada buku Dimyati tahun 2009 halaman 81, tujuan itu akan mengarahkan pada perilaku khususnya perilaku belajar. Kata motivasi dan belajar adalah dua hal yang sama-sama mempengaruhi. Siswa akan menjadi giat belajar apabila dia memiliki motivasi untuk terus belajar. Thorndike dalam Uno tahun 2011 halaman 11, mengartikan belajar merupakan proses yang menghubungkan antara stimulus denan respon. Stimulus bisa berupa pikiran, rasa, atau sebuah gerakan.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Menurut Hamalik tahun 2011 halaman 161) suatu motivasi dapat menentukan pada berhasil atau tidaknya proses belajar siswa. Apabila saat belajar tidak diimbangi motivasi akan sangat sulit untuk mencapai titik keberhasilan. Seseorang yang belum memiliki motivasi belajar, tentu tidak akan menjalankan kegiatan belajar dengan serius. Hal ini menandakan bahwa sesuatu yang dikerjakan itu tidak dapat mengacu pada segala kebutuhannya. Sesuatu yang terlihat menarik minat orang lain belum tentu menjadi menarik minat lainnya apabila hal tersebut tidak berhubungan dengan kebutuhannya (Djamarah, tahun 2008 halaman 148).
Menurut teori De Decce dan Grawford pada Djamarah, tahun 2008 hal 169), ada 4 fungsi seorang guru. Dalam hal ini yang berkaitan dengan penjagaaan dan peningkatan motivasi belajar siswa. Yang pertama guru dapat menggairahkan semua anak didik, yang artinya sebagai guru harus bisa membuang hal-hal membosankan dalam proses pembelajaran. Kedua, setiap guru diharapkan mampu memberikan harapan yang realistis. Ketiga, setiap guru memberikan insentif (hadiah berupa sanjungan atau pujian, nilai yang bagus, dan lainnya) atas keberhasilannya. Dan keempat, guru mampu mengarahkan pada setiap perilaku siswanya.
Motivasi belajar ini sangat penting untuk guru dan siswanya. Biggs dan Telfer pada Dimyati tahun 2009 halaman 84 menyampaikan bahwa motivasi belajar dengan motivasi bekerja sangat diperlukan oleh siswa dan guru. Guru diharapkan dapat menguatkan motivasi belajar siswanya. Motivasi belajar penting untuk siswa yaitu: dapat menyadarkan siswa saat awal belajar sampai pada hasil akhir, menginformasikan pentingnya usaha belajar dari pada bermain, mengarahkan pada semua kegiatan belajar, meningkatkan semangat belajarnya, menyadarkan adanya suatu perjalanan belajar yang kemudian untuk bekerja. Apabila motivasi dilakukan dengan kesadaran sendiri, maka tugas belajar bisa terselesaikan dengan lebih baik. Oleh karena itu, motivasi belajar yang kuat dapat mempengaruhi kesuksesan setiap siswa dalam setiap kegiatannya.
Mc. Donald mengatakan dalam buku Djamarah tahun 2008 halaman 148, motivasi merupakan sebuah perubahan bentuk energi pada pribadi seseorang dengan ditandai timbulnya afektif atau perasaan dan suatu reaksi untuk meraih tujuan. Perubahan energi pada setiap orang terlihat pada bentuk fisiknya. Apabila setiap orang memiliki tujuan pada aktivitasnya, maka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk meraihnya dengan berbagai upaya yang dapat ia kerjakan.
Woodworth dan Marques pada bukunya Sunarto tahun 2008, mereka mendefinisikan motivasi merupakan sebuah kesiapan yang menjadikan setiap individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mendapatkan beberapa tujuan tertentu. Pendapat ini sejalan dengan yang Chung dan Meggison dalam Suhaimin, mendefinisikan suatu motivasi sebagai perilaku yang mengarah pada sebuah sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkatan usaha yang dijalankan oleh seseorang dalam pencapaian sebuah tujuan. Motivasi biasanya berhubungan erat dengan kepuasan dalam pekerjaan.
Dimyati (tahun 2009 halaman 80) menyatakan bahwa terdapat 3 hal utama pada kata motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Dorongan merupakan suatu kekuatan mental saat menjalakan kegiatan untuk memenuhi tujuan yang sudah di rencanakan. Dorongan yang terfokus pada tujuan itu adalah inti dari motivasi. Kata “tujuan” merupakan suatu hal diinginkan oleh seorang individu. Penjelasan Biggs dan Teller pada buku Dimyati tahun 2009 halaman 81, tujuan itu akan mengarahkan pada perilaku khususnya perilaku belajar. Kata motivasi dan belajar adalah dua hal yang sama-sama mempengaruhi. Siswa akan menjadi giat belajar apabila dia memiliki motivasi untuk terus belajar. Thorndike dalam Uno tahun 2011 halaman 11, mengartikan belajar merupakan proses yang menghubungkan antara stimulus denan respon. Stimulus bisa berupa pikiran, rasa, atau sebuah gerakan.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Menurut Hamalik tahun 2011 halaman 161) suatu motivasi dapat menentukan pada berhasil atau tidaknya proses belajar siswa. Apabila saat belajar tidak diimbangi motivasi akan sangat sulit untuk mencapai titik keberhasilan. Seseorang yang belum memiliki motivasi belajar, tentu tidak akan menjalankan kegiatan belajar dengan serius. Hal ini menandakan bahwa sesuatu yang dikerjakan itu tidak dapat mengacu pada segala kebutuhannya. Sesuatu yang terlihat menarik minat orang lain belum tentu menjadi menarik minat lainnya apabila hal tersebut tidak berhubungan dengan kebutuhannya (Djamarah, tahun 2008 halaman 148).
Menurut teori De Decce dan Grawford pada Djamarah, tahun 2008 hal 169), ada 4 fungsi seorang guru. Dalam hal ini yang berkaitan dengan penjagaaan dan peningkatan motivasi belajar siswa. Yang pertama guru dapat menggairahkan semua anak didik, yang artinya sebagai guru harus bisa membuang hal-hal membosankan dalam proses pembelajaran. Kedua, setiap guru diharapkan mampu memberikan harapan yang realistis. Ketiga, setiap guru memberikan insentif (hadiah berupa sanjungan atau pujian, nilai yang bagus, dan lainnya) atas keberhasilannya. Dan keempat, guru mampu mengarahkan pada setiap perilaku siswanya.
Motivasi belajar ini sangat penting untuk guru dan siswanya. Biggs dan Telfer pada Dimyati tahun 2009 halaman 84 menyampaikan bahwa motivasi belajar dengan motivasi bekerja sangat diperlukan oleh siswa dan guru. Guru diharapkan dapat menguatkan motivasi belajar siswanya. Motivasi belajar penting untuk siswa yaitu: dapat menyadarkan siswa saat awal belajar sampai pada hasil akhir, menginformasikan pentingnya usaha belajar dari pada bermain, mengarahkan pada semua kegiatan belajar, meningkatkan semangat belajarnya, menyadarkan adanya suatu perjalanan belajar yang kemudian untuk bekerja. Apabila motivasi dilakukan dengan kesadaran sendiri, maka tugas belajar bisa terselesaikan dengan lebih baik. Oleh karena itu, motivasi belajar yang kuat dapat mempengaruhi kesuksesan setiap siswa dalam setiap kegiatannya.