Peringkat terendah sistem pendidikan di dunia ditempati oleh Indonesia. Firma Pendidikan Pearson menerbitkan tabel liga global yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan Indonesia menempati posisi terbawah bersama dengan Meksiko dan Brasil. Sedangkan Finlandia dan Korea Selatan berada di posisi pertama dan kedua, dan posisi ke enam ditempati Inggris.
Peringkat tersebut diperoleh dari data dan hasil tes internasional, seperti tingkat kelulusan dari tahun 2006-2010. Menurut penasihat pendidikan utama Pearson, Sir Alex Barber, bahwa penyusunan peringkat di dasarkan pada keberhasilan negara-negara dalam memberikan status tinggi terhadap guru dan mempunyai “budaya” pendidikan.
Perbandingan internasional untuk kualitas pendidikan sekarang semakin penting. Hasil dari tabel liga terbaru didasarka pada serangkaian hasil tes secara global dengan mengkombinasikan ukuran sistem pendidikan, misal persentase orang yang mengenyam pendidikan universitas.
Dua negara yang mempunyai sistem pendidikan yang baik adalah Finlandia dan Korea Selatan, kemudian diikuti oleh negara Hongkong, Jepang, dan Singapura. Penilaian dilakukan melalui serangkaian tes setiap 3-4 tahun dalam berbagai bidang, seperti sains, matematika, dan kesusasteraan.
Kesimpulan dari sistem pendidikan yang berhasil adalah mengeluarkan biaya adalah sesuatu hal yang penting, namun yang lebih penting adalah budaya yang mendukung pendidikan. Biaya merupakan ukuran yang mudah, namun ada sesuatu yang dapat membuat perbedaan besar dan dampak yang kompleks yakni perilaku masyarakat pada pendidikan.
Kesuksesan yang di alami oleh beberapa negara Asia dalam menduduki peringkat sistem pendidikan menggambarkan adanya pengharapan orangtua dan nilai tinggi pendidikan. Ini bisa menjadi salah satu faktor utama sebuah keluarga bermigrasi ke negara lain, jelas Pearson.
Antara negara Finlandia dan Korea Selatan memiliki beberapa perbedaan, namun memiliki faktor kesamaan yaitu keyakinan pada kepercayaan sosial terhadap pentingnya pendidikan dan tujuan moral.
Peringkat tersebut diperoleh dari data dan hasil tes internasional, seperti tingkat kelulusan dari tahun 2006-2010. Menurut penasihat pendidikan utama Pearson, Sir Alex Barber, bahwa penyusunan peringkat di dasarkan pada keberhasilan negara-negara dalam memberikan status tinggi terhadap guru dan mempunyai “budaya” pendidikan.
Perbandingan internasional untuk kualitas pendidikan sekarang semakin penting. Hasil dari tabel liga terbaru didasarka pada serangkaian hasil tes secara global dengan mengkombinasikan ukuran sistem pendidikan, misal persentase orang yang mengenyam pendidikan universitas.
Dua negara yang mempunyai sistem pendidikan yang baik adalah Finlandia dan Korea Selatan, kemudian diikuti oleh negara Hongkong, Jepang, dan Singapura. Penilaian dilakukan melalui serangkaian tes setiap 3-4 tahun dalam berbagai bidang, seperti sains, matematika, dan kesusasteraan.
Kesimpulan dari sistem pendidikan yang berhasil adalah mengeluarkan biaya adalah sesuatu hal yang penting, namun yang lebih penting adalah budaya yang mendukung pendidikan. Biaya merupakan ukuran yang mudah, namun ada sesuatu yang dapat membuat perbedaan besar dan dampak yang kompleks yakni perilaku masyarakat pada pendidikan.
Kesuksesan yang di alami oleh beberapa negara Asia dalam menduduki peringkat sistem pendidikan menggambarkan adanya pengharapan orangtua dan nilai tinggi pendidikan. Ini bisa menjadi salah satu faktor utama sebuah keluarga bermigrasi ke negara lain, jelas Pearson.
Antara negara Finlandia dan Korea Selatan memiliki beberapa perbedaan, namun memiliki faktor kesamaan yaitu keyakinan pada kepercayaan sosial terhadap pentingnya pendidikan dan tujuan moral.